Senin, 14 April 2008

Evolusi Musik Punk



“Sejak awal ditemukannya genre musik punk oleh Sex Pistols, band punk asal Inggris, kini musik punk terus mengalami perkembangan. Setelah masa kejayaan melodic punk berlalu, kini giliran dance punk yang menguasai dunia musik.”

Masa kejayaan Rancid atau The Ramones memang telah berlalu, tergantikan oleh “new born of punk” antara lain blink 182, SUM 41 ataupun New Found Glory. Permainan nada yang melodius serta musik yang catchy membuat band-band melodic punk menjadi sangat digemari beberapa waktu lalu. Namun tren akan hal tersebut perlahan memudar seiring munculnya band-band baru seperti Franz Ferdinand, The Killers, Arctic Monkeys, atau yang paling fenomenal di tahun 2007 lalu, Panic! At The Disco.

Sindrom musik yang menawarkan distorsi gitar yang dinamis serta sound musik yang danceable ini memang sedang melanda dunia. Percampuran unsur rock 80-an serta kecanggihan teknologi menjadi dasar musik yang lebih dikenal dengan sebutan dance punk. Cabikan bass yang menghajar telinga, bersatu padu dengan sayatan gitar serta hentakan drum yang begitu memancing adrenalin untuk mengikuti irama. Ditambah sampling-sampling yang dihasilkan oleh synthesizers digunakan sebagai aksen yang indah dalam sebuah lagu.

Perkembangan electro musik di Eropa menjadi salah satu penyebab mewabahnya dance punk di dunia. Dance punk dijadikan influence terpenting dalam musik yang mereka mainkan. Franz Ferdinand disebut menjadi salah satu pelopor berkembangnya dance punk di dunia. Hal ini terbukti dengan menjamurnya band-band yang sejenis belakangan ini seperti Kaiserchiefs, Hard-Fi, The Rakes, Arctic Monkeys, Panic! At The Disco, Fall Out Boy,dll.

Dance Punk sendiri awalnya muncul pada tahun 70-an di New York dan Inggris. Pada awal 90-an kita juga pasti mengenal Duran-Duran, band yang sangat kental akan influence dance punk-nya. Dengan betotan bass yang dipadukan dengan ritem dance yang kental, musik ini pun terus mengalami perkembangan dengan kekayaan unsur yang dimilikinya. Sebagai contoh, perpaduan sound gitar yang beraroma funk serta bassline yang rapi ditambah dengan synthesizers, drum machine, dan teknologi musik lainnya. Perpaduan inipun menghasilkan musik yang ngebeat dan enak dipakai untuk menari di lantai dansa, namun tetap dengan ciri khas musik punk yang kental. Dan musik inilah yang dikenal sebagai dance punk. Dance punk pun dapat dikatakan sebagai “evolution of punk music”.

Minggu, 06 April 2008

Titik Jenuh


Hari-hari terakhir ni bikin qpingin resign dari kuliah aja. Bener-bener mbosenin banget. Gabisa dibayangain kalo setiap satu MK tugasnya masing-masing ada 3..Mana bentar lagi mid lagi. Tai. Kuliah koq gini-gini aja. Kalo sibuk ya sibuk banget, eh klo longgar waktunya berasa kaya' pengangguran. (Untung gw ikut LPM..). Gw rindu ma masa-masa SMA gw..rindu ngumpul ma temen-temen band gw...Damn,,

College Fuck Fest is already begin!!
I'm fed up with this situation.
Is anybody listening???

(gw terpaksa blajar. 5jam lagi mid..tugasq blm slse..)

Pohon Tumbang, Gerobak Peang




Kejadian mengejutkan terjadi di kawasan pusat jajanan depan PGS, tepatnya hari Rabu (22/03/08 ) sekitar pukul 5 sore saat hujan sedang deras-derasnya mengguyur kota Solo. Waktu itu kami ( Saya&Mas Iken ) kebetulan melintas di daerah tersebut. Sempat dibuat bertanya-tanya kenapa ada barikade polisi yang menutup jalan arah ke PGS. Ternyata apa yang kita bingungkan terjawab setelah motor kita diam-diam menyelinap diantara barikade tersebut. Dan tebak apa yang selanjutnya kami lihat. Sebuah pohon besar, yang mungkin usianya sudah puluhan tahun, tumbang dan dengan sukses menghantam sebuah gerobak warna hijau khas PKL Solo yang berada tepat di bawahnya.

Seketika saja naluri fotografi saya muncul (cuih..). Berbekal kamera seadanya ( Kamera VGA Nokia 6600 ), saya mengambil foto kejadian tersebut dari berbagai sudut. Tapi karena cuaca yang kurang memungkinkan, akhirnya kita tidak sempat untuk investigasi kronologis terjadinya peristiwa tersebut. Alhasil, cuma foto- foto yang bisa kita dapatkan waktu itu. Tapi foto-foto tersebut saya rasa sudah dapat merepresentasikan kejadian di sore kelabu tersebut. Lebih jelasnya, silahkan beli koran besok.^^

Untuk itu, saya ingin mem-blow up sebuah sisi lain dari musibah ini. Fenomena menarik yang dapat saya tangkap dari peristiwa ini adalah solidaritas. Nah, koq bisa solidaritas? Begini sahabatku, di sekitar tempat kejadian tersebut ada sekelompok pemuda yang terlihat sedang melakukan pekerjaan layaknya tukang parkir sekaligus tukang angkat barang. Apa sebenarnya yang sedang mereka lakukan ? Secara ruas jalan hampir seluruhnya tertutup oleh badan pohon, tentu saja menyulitkan para pemakai jalan untuk melintas ( tidak termasuk mobil; karena jalan sudah diblokir; mustahil bagi mobil untuk menyelinap masuk layaknya motor ). Teman-teman muda kita ini dengan antusias membantu setiap pengguna jalan yang kesulitan melintas dengan cara mengangkat motor melewati tumbangan pohon dan lain sebagainya. What a great job! Mereka seakan tidak menghiraukan guyuran hujan yang menyapa kota Solo sore itu. Aku pikir hujan adalah berkah bagi mereka. Walaupun mungkin mereka tidak mendapat suatu imbalan, tetapi paling tidak mereka telah menanam sebuah benih “solidaritas” antar mereka sendiri maupun dengan masyarakat. Sebentuk rasa kebersamaan yang sangat langka kita lihat pada zaman sekarang yang notabene masyarakatnya cenderung individualistis.

Tak terasa, hujan semakin mereda dan tibalah kita pada sebuah tempat perhentian. Sebuah percetakan kecil di daerah Pasar Kliwon menjadi tempat persinggahan kami. Akhirnya kita berteduh sekaligus berbincang-bincang ria dengan seorang pribadi yang sangat menarik. Kedinginan dan basah kuyup karena kehujanan seakan tak terasa berkat kehangatan tutur kata sesosok wanita ini. Aq gtw apakah dia istri yang punya percetakan itu ataukah anaknya . Unpredictable. Yang pasti, she’s humble, she’s nice, she’s so high...haha,,

So, Tunggu blog ngasal saya selanjutnya dengan tema “Wanita Percetakan”.